Aku lahir di sebuah desa terpencil yang jauh dari kota. Disini aku dilahirkan sebagai anak desa. Desaku adalah desa yang indah dulunya,sejuk indah anginnya selalu melambai-lambai, apalagi senja di waktu sore yang "who can captivate beautifull" yang menyayat hati seseorang amazing pokoknya dan keramaian warga sekitar yang di sekilingnya rukun. Setiap senjapun aku dan kawan2 selalu tak pernah lelah menikmati sejuknya desa , ya sembari menikmati sejuk aku dan kawan2 selalu bermain sepakbola di mainkan diatas aspal jalan yang panas,sakit dan kalau jatuh tuh biasanya langsung berdarah tapi kami tak peduli akan semua itu yang penting kita senang dan menikmati kesenangan itu. Aksi kelucuan canda gurau tawa selalu hadir setiap harinya kami selalu bersama menciptakan sebuah kebersamaan dan persahabatan. Sepak bola tidak henti2nya kami setiap hari kesal dengan permainan itu. Keramaian kampung juga mewarnai indahnya kampungku bagaikan pelangi di sore hari.
Tapi sekarang sudah dimakan jaman modern yang semakin menegelamkan indahnya desaku ini. Seakan akan desaku mau runtuh dimakan usia. Modernisasi membunuh indahnya desaku pemuda pemudi sudah menghilang entah kemana kami saling mencari kesibukan pribadi tak pernah lagi berkumpul seperti dulu , Ada yang merantau mencari peruntungan di kota besar , ada yang sibuk dengan dunia sendiri, ada yang sibuk dengan pacarnya , ada ya sibuk sekolahnya dan kamipun sudah tidak pernah lagi bermain sepak bola tidak ada waktu luang untuk bersama lagi.
Kesedihanku atas semua ini sedih karna desaku yang sepi tak berdaya di hantam globalisasi. Aku muak dengan jaman yang sudah canggih ini jaman yang membuat semuanya kesenangan dan nikmatnya desaku pudar. Tak ada senja yang seindah dulu, tak ada kebersamaan seenak dulu, tak ada canda tawa seperti dulu lagi, hilang hilang dan semunya menghilang. Modernisasi seaakan angkuh dan egioisnya memusnahkan semuanya ini. Jaman dimana desaku akan tampak sepi dari ramainya yang seperti dulu, aku pengen rasanya mengembalikan waktu yang dulu tapi aku bukan tuhan yang bisa mengembailkan semua yang sudah terjadi.
Desa desa oh desaku betapa malang nasibmu sekarang ini ditelan jaman modern yang sangat jahat dan angkuh. Hembusan anginmu sudah layu dicampur dengan asap debu , Senjamu sudah buruk rupa dan tak ada cantiknya ingin ku kembalikan semua keindahan ini tapi apa daya semua sudah dimakan usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar