Kamis, 20 Maret 2014

Pahit

Pahit adalah rasa yang tidak enak, begitulah hidupku saat ini pahit pahit pahit seperti kopi hitam yang tidak ada gulanya. Kopi hitam memang favoritku pahit mengambarkan seperti hidupku ini. Rasa cintaku pupus sudah orang yang aku inginkan sudah milik orang lain. Aku memang pecundang tak berani mengatakan apa adanya tapi aku gak mau mengungkapan rasaku ke dia karna aku gak ingin perteman hancur gara-gara aku. Biarkan dia berbahagia dengan orang lain aku ikhlas  dengan ratapan saat ini . ku pendam rasa yang mungkin pernah ada, dalam sebuah keabadian jiwa ini. Diriku bertanya kenapa diriku ini menyukai teman sendiri masih banyai cewek yang cantik dan memukau hati dan aku menjawab semua dari kata hati. Kata hatiku yang kagum sifatmu yang polos dan selalu tersenyum. Jika aku di ditakdir sama dia aku akan tersenyum lebar dan aku akan menjaganya seumur hidupku . pahit kopiku akan kubuang menjadi kopi manis yang tersenyum lebar, betapa indahnya jika aku memilikinya dan aku akan bersyukur akan tuhanku. Jika tuhan menakdirkan untuk tidak bersamanya . aku akan tersenyum menerima sebuah takdir. Kepolosanmu membuat aku rindu ingin memandangmu dan senyumanmu membuat aku ingin melihat bibirmu tersenyum manis sebuah pelangi yang indah. Cinta aku tidak mengerti tentang cinta tapi tiba-tiba cinta tumbuh seperti tangkai yang tumbuh bunga yang indah dan mekar. Aku memandangimu tanpa perlu menatap ,aku mendengarkanmu tanpa perlu alat, aku menemuimu tanpa perlu hadir, aku mencintaimu tanpa perlu apa apa. Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya. Kepahitan jiwa yang layu akan membakar sebuah relung hati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar